Friday, May 18, 2018

HPT kelapa sawit



HAMA DAN PENYAKIT
DI PEMBIBITAN


A. HAMA
    1. Apogonia sp dan Adoretus sp
       a. Gejala Serangan
                 Mengikis lapisan epidermis  atau memakan  helai daun sebagian atau
           seluruhnya, meninggalkan lubang-lubang pada daun.
        
   Apogonia sp  memakan  daun  dari bagian pinggir dan membuat robekan   
   besar pada pinggir helaian daun.
   Adoretus sp memakan sebagian kecil daun dari bagian tengah

            Tanaman  yang  diserang  pada  umumnya  kelihatan  kurus, mengering
            seperti terbakar.

        
    b. Pengendalian
        - Pengamatan:
          * Tidak  perlu  dilakukan  pengamatan rutin tetapi  jika ada serangan dan
             populasi hama melampaui  tingkat populasi kritis, maka perlu dilakukan
             pengendalian.
            
             Kategori  Serangan (populasi kritis):
             Pembibitan  : 5-10   ekor untuk tiap bibit
           
        - Pengendalian :
          * Sanitasi: menjaga kebersihan sekitar tanaman dari semak belukar,
                          Karena merupakan tempat persembunyian nya.
 
        - Pemberantasan:         
          * Kimiawi: Penyemprotan insektisida (bahan aktif Endosulfan – 0,2% atau
                          Trichlorfon – 0,2 %)
                          Penyemprotan dilakukan sore hari sampai jam 21.00 (rotasi
                         1-2 kali per minggu)
                          Pemberian Temix 10 G (4 gr/bibit)

     c. Biologi
         - Kehidupan:  Telur  diletakkan  di dalam  tanah, larva memakan akar-akar
                             tumbuhan liar (gulma) di permukaan tanah.
                             Kumbang  menyerang  pada    malam  hari, sedangkan pada
                             siang  hari  sembunyi  di semak-semak di sekitar pembibitan
                             atau di dalam tanah
                             Tanaman diserang pada stadia dewasa (kumbang)
                           
         - Ciri-ciri    :   
           * Dewasa :  Siklus  perkembangan  hama  dewasa  (kumbang) 3,5 bulan                     
                             Berwarna coklat dengan bercak putih,
                             Apogonia sp  panjang 1,2 cm,   Adoretus sp  panjang 1,5 cm
                            
     
      2. Kutu daun
         a. Gejala Serangan
             Aphids
                   Aphids  biasanya  tidak  menjadi  masalah yang serius, tetapi dapat
             membuat   daun   berubah   bentuk   jika populasi Aphids dalam jumlah
             banyak.

                 Hidup pada helaian daun atau pucuk yang belum membuka.
  
                  Dapat   dijumpai   di bagian   tengah   daun   dan  bila diamati akan
             nampak keberadaan semut yang bersimbiose dengan Aphids.

            Mealy bug
                  Kerusakan   hamper   sama   dengan   Aphids, namun serangan nya
            tersebar luas pada daun.

                 Selain terdapat di helaian daun atau pucuk, juga terdapat pada leher
            Akar  bibit   di bawah  permukaan  tanah  atas di ujung akar yang masih
            muda yang berbatasan dengan polybag.

                 Keberadaannya bersimbiose dengan semut.

       
            Spider mites
                 Kutu  ini  menyerang   daun dengan cara   mengisap cairan tanaman
            pada   pucuk   atau  bagian bibit yang masih muda, menyebabkan ujung
            daun menggulung menghadap ke bawah.

                Terjadi   perubahan   warna   pada daun atau terdapat luka berwarna
            orange, serangan lebih besar akan menyerupai gejala defesiensi Mg.  
          
                 Pada  serangan   berat,  pertumbuhan   bibit   akan lemah dan kerdil
            sehingga sangat peka terhadap terserang penyakit sekunder (Curvularia
            dan lain-lain),  selanjutnya akan menyebabkan kematian bibit.
              
                Terdapat di permukaan anak daun yang sudah tua di bagian bawah,
            berkembang cepat pada musim kemarau yang panjang.
   
    b. Pengendalian
        - Pengamatan:
          * Tidak  perlu   dilakukan  pengamatan rutin tetapi jika ada serangan dan
             populasi hama melampaui tingkat  populasi  kritis, maka perlu dilakukan
             pengendalian.
            
             Kategori  Serangan (populasi kritis):
             Pembibitan  : pada  awal  serangan  Kutu daun dengan gejala serangan
                                 untuk masing-masing jenis kutu daun tersebut.
           
        - Pengendalian :
          * Sanitasi: menjaga kebersihan  sekitar pembibitan dari sisa-sisa makanan
                          dari  tenaga kerja atau sampah, yang akan merangsang semut
                          untuk datang ke tempat pembibitan.
 
       - Pemberantasan:         
          * Kimiawi: Penyemprotan dengan insektisida (Dimethoate 40%)
                          20 ml/ 20 liter air, pada permukaan bawah daun.

     c. Biologi   
           * Aphids : berwarna  hijau  kemerahan,   tungkai  sekitar badan berwarna
                         putih ber lilin

         * Mealy bugs: serangga kecil berwarna keputihan.

* Spider mites : Kutu daun ini berupa tungau berwarna kemerahan


3. Belalang (Valanga nigricornis)
    a. Gejala Serangan
              Belalang  memakan  daun  di pembibitan  di bagian tepi/pinggir  daun
       dapat mematahkan bibit.   
 
        
    b. Pengendalian
        - Pengamatan:
          * Tidak  perlu  dilakukan  pengamatan  rutin tetapi jika ada serangan dan
             populasi hama melampaui tingkat  populasi  kritis, maka perlu dilakukan
             pemberantasan
            

        - Pemberantasan:
          * Manual  : Pengutipan atau hand picking         
          * Kimiawi: Penyemprotan dengan insektisida Decis 2,5 EC, Malathion 25
                          EC, Gusadrin 150 WS (konsentrasi 0,05 %)
                          Dengan menggunakan alat semprot Mist Blower.

     c. Biologi    
           Ciri-ciri : Warna nya bermacam-macam,
                      Panjang 60 – 80 cm.


 4. Jangkrik (Gryllus sp)
     a. Gejala Serangan
                Jangkrik  menyerang  di pembibitan  awal,  memakan pucuk, pangkal
         daun atau dasar umbutnya.
         Lebih sering dijumpai di pembibitan awal dimana bibit tersusun rapat.
  
    b. Pengendalian
        - Pengamatan:
          * Tidak perlu dilakukan pengamatan rutin  tetapi  jika ada tanda serangan 
             maka perlu dilakukan pemberantasan.
            
           
       
       - Pemberantasan:         
          * Kimiawi: Penyemprotan dengan insektisida Malathion 25 EC
                          (konsentrasi 0,05 %), diaplikasikan dengan Mist blower.

     c. Biologi    
        Ciri-ciri : berwarna gelap kecoklatan atau hitam
                     Panjang 30 – 40 cm
 
 5. Tikus
     a. Gejala Serangan
            Menyerang bibit pada bagian titik tumbuh nya selanjutnya menyebabkan
         bibit menjadi kerdil selanjutnya menjadi mati.

    b. Pengendalian
        - Pengamatan:
          * Tidak perlu   dilakukan   pengamatan  rutin  tetapi  jika ada tanda maka
             perlu dilakukan pengendalian.
            
            

        - Pengendalian :
          * Sanitasi: menjaga kebersihan sekitar pembibitan (semak belukar)
 
       - Pemberantasan:         
          * Kimiawi: Pemberian umpan dengan menggunakan Klerat   


    c. Biologi   
          Jenis : Rattus tiomanicus
                  (Ciri-ciri : lihat Bab Hama Tanaman Kelapa sawit)


B. PENYAKIT
    1 Curvularia
       a. Gejala Serangan
                 Mula-mula  menyerang  daun  pupus yang belum membuka atau dua
           daun muda yang sudah membuka.
               
                 Gejala  awal  adalah  bercak  bulat   kecil   berwarna  kuning tembus
           cahaya yang dapat dilihat di kedua permukaan daun.
           Bercak membesar, bentuknya tetap bulat, warnanya lambat laun berubah  
           menjadi coklat muda dan pusat bercak mengendap (melekuk).

                 Warna bercak menjadi coklat tua dan pada umumnya  dikelilingi oleh
           halo jingga kekuningan.

                 Pada infeksi yang berat, daun paling tua mengering, mengkriting dan
           menjadi  rapuh,  namun  pada  daun  yang  mengering bercak Curvularia
           tetap   terlihat   jelas   sebagai   bercak   coklat  tua di atas jaringan yang
           berwarna coklat pucat.
                
    b. Penyebab
                 Penularan   penyakit   ini   melalui  spora  cendawan  yang terbentuk
        dipermukaan daun  yang  sakit,  penyebaran  dapat melalui tanah, terbawa
        angin,  percikan   air   hujan   dan   air siraman serta kemungkinan dengan
        serangga.
 
    c. Faktor-faktor yang berpengaruh
       - Transplating shock, goncangan pemindahan bibit dari Pre Nursery ke Main
          Nursery, akan mengurangi ketahanan bibit.
       - Pemindahan  bibit  dari  Pre  Nursery  ke Main  Nursery tidak sesuai jadwal
         (terlambat), seharusnya dipindah pada umur bibit 3 bulan.
       - Keadaan hara yang tidak seimbang, kekurangan N dan Mg.
       - Kekurangan air dalam tanah , penyiraman bibit yang tidak teratur.
       - Terjadinya kelembaban udara yang tinggi di lokasi pembibitan.
       - Terdapat  perbedaan  genetik,  bibit  yang  lambat  pertumbuhannya akan
         lebih rentan terhadap penyakit.
            

     d. Pengendalian :
         - Kondisi   pembibitan   dilaksanakan   sesuai  dengan petunjuk yang telah
           diberikan.
         - Bila timbul gejala awal, daun-daun yang sakit  dipotong dan dibinasakan.

     e. Pemberantasan:         
         Penyemprotan dilakukan dengan  fungisida  Dithane M 45 (O,2%) dengan
         interval 7-10 hari   
    

2. Busuk Daun Corticium
     a. Gejala Serangan
              Pada  awal  daun belum terbagi, tampak sebagai bercak pada pangkal
         jamur, setelah  daun  membuka,  tampak  bercak yang terletak pada jalur
         yang melintang daun.

              Mula-mula   bercak  berwarna  coklat  tua,  lalu mongering, pusatnya
         menjadi kelabu bahkan sampai putih dengan tepi coklat ungu  yang jelas.

              Pusat dari jaringan yang mati mudah pecah sehingga daun yang sakit
         tampak berlubang-lubang.
    
     b. Penyebab
               Penyebab  penyakit  ini  adalah Corticium solani yang sampai saat ini
         dikenal  dengan nama Rhizoctania solani.
        
              Jamur   penyebab  penyakit  ini  adalah jamur yang umum terdapat di
         tanah, disebut juga soil inhabitant  dan  mempunyai  kemampuan   tinggi
         untuk hidup sebagai saprofit.

              Jamur  dapat  mencapai  daun  karena terbawa oleh percikan air hujan
         atau siraman, bersama-sama dengan butir-butir tanah.

    c. Faktor-faktor yang berpengaruh
       - Kelembaban yang tinggi, terutama pada musim hujan
       - Bibit   yang   defesiensi  N  lebih  rentan  terhadap   penyakit, sebaliknya
         kelebihan pupuk juga dapat menurunkan ketahanan.


     d. Pengendalian :
        - Bila  ada  sedikit daun bibit yang menunjukkan gejala penyakit ini, maka
          daun tersebut segera dipotong dan dibinasakan.
        - Penyiraman  bibit  dilakukan  sesuai  dengan kebutuhan, jangan terlalu
          banyak air.
    
   
     e. Pemberantasan:         
         Penyemprotan dilakukan dengan fungisida Dithane M 45 (O,2%) dengan
         interval 7-10 hari   
    
 
                                                                                                                                                                                                                                                         
                                                                                                                                                                                                                                 
                             




3. Penyakit Antracnose
     a. Gejala Serangan
              Penyakit  ini  pada  umumnya  terjadi di Pre Nursery, dimana daunnya
         masih bersatu.

             Gejala  awal  tampak  bercak  kecil hialin, bercak dengan cepat berubah
         warna menjadi coklat tua dan membesar.
         Pada  bagian luar bercak dikelilingi dengan halo berwarna kuning sehingga
         tampak jelas batas antara jaringanterinfeksi dengan yang sehat.

             Serangan  ini   jarang   terjadi   pada   bagian   tengah   daun, biasanya
         serangan mulai pada bagian ujung atau tepi daun.
    
     b. Penyebab
            Jamur   penyebabnya :   Botryodiplodia theobromae,       Colletotrichum
        gloeosporoides dan Melanconium.
   
            Kelebihan   air   membantu   penyebaran   spora   jamur dan banyaknya
        droplet air akan mempercepat perkecambahan spora.
   
   c. Faktor-faktor yang berpengaruh
       - Penularan berasal dari spora-spora daun yang terserang.
       - Air hujan dan air penyiraman membantu penyebaran  penyakit  ini, karena
         spora terbawa oleh air.   
    
    d. Pengendalian :
        - Pemidahan bibit dari Pre Nursery  ke Main  Nursery dilakukan secara hati-
          hati untuk menghindari transplanting shock.
        - Jika sebagian daun bibit terserang, maka bagian jaringan yang mati harus
          dipotong dan dibakar.
- Sedangkan jika terjadi peledakan penyakit ini, maka bibit yang mati harus  
          disingkirkan dan dibakar.
- Bila  mulai   timbul  gejala   penyakit,   bibit   yang   terinfeksi   dan sehat 
  sebaiknya   disemprot   dengan   fungisida   dengan   interval 7 – 10 hari,
  pencegahan dilakukan secara kontinyu dengan interval 14 hari.

     e. Pemberantasan:         
         - Penyemprotan dengan fungisida Dithane M 45 (0,2 %),
           Pre  nursery  dengan alat semprot knapsack sedangkan di Main nursery
           dengan menggunakan Mist Blower.




4. Blast
     a. Gejala Serangan
             Daun   bibit   menjadi buram, tidak mengkilap seperti biasanya, sedikit
         lemas,  warna   berubah   dari hijau agak kecoklatan menjadi kuning cerah
         dengan bercak-bercak jaringan mati (nekrotik) yang berwarna keunguan.

             Sedikit demi sedikit daun menjadi coklat dan rapuh seperti habis terjilat
         api.

             Gejala   awal   tampak   pada daun tua, meskipun kadang-kadang pada
         bersamaan pupus juga membusuk.

             Gejala utama terdapat pada akar, akar sakit terasa lunak jika dipegang,
         kalau   dibelah   maka   jaringan   antara   berkas   pembuluh   pusat  dan
         hypodermis akan hancur.

     b. Penyebab                         
              Disebabkan gabungan  2 macam jamur yang terdapat dalam tanah, 
        yaitu: Pythium dan Rhizoctania.
   
              Pythium mengadakan   infeksi  melalui  ujung-ujung akar, sedangkan
        Rhizoctania masuk melalui ujung akar yang sudah diinfeksi oleh Pythium

     c. Faktor-faktor yang berpengaruh
         - Penyakit  ini  terjadi bila tanah kering dan panas, meningkat pada musim
           kemarau.
         - Penyiraman bibit yang tidak mencukupi untuk kebutuhannya.
         - Bibit yang kekurangan unsur hara lebih rentan terhadap penyakit ini.
         - Pemindahan bibit pada musim kering agar dihindari

     d. Pengendalian :
        -  Kondisi tanah d polybag tidak kering dan panas.
        -  kebutuhan air untuk pembibitan harus tercukupi, penyiraman yang cukup
           akan menghindarkan dari kekeringan dan meningkat nya suhu tanah.
      
        
    



No comments:

Post a Comment

Coinexchange.io

Terms & Conditions for www.coinexchange.io Introduction   Welcome to www.coinexchange.io. This website is owned and oper...