Friday, May 18, 2018

TBM Kelapa Sawit



PEMELIHARAAN TANAMAN BELUM MENGHASILKAN

Hasil gambar untuk kelapa sawit TBM

SENSUS DAN PENYISIPAN

Sensus pada TBM bertujuan untuk mengetahui tanaman yang mati, titik kosong maupun tanaman abnormal.

Sensus tanaman dilakukan pada umur 2, 6 dan 10 bulan setelah tanam.  Untuk pohon abnormal diberi tanda silang cat warna putih. Pembongkaran pohon abnormal dilakukan setelah ada koordinasi Estate Manager dengan RC. Satu bulan berikutnya harus dilakukan sisip, dengan demikian pada umur 12 bulan kerapatan tanaman sesuai standar (full stand)

Sensus tanaman produksi rendah (low yielding) dilakukan 4 kali pada umur 14, 17, 20 dan 23 bulan setelah tanam dengan cara sebagai berikut :

a)      Sensus pertama pada umur 14 bulan (Ss1)
Pohon yang berbunga betina < 4 diberi tanda dot pada pelepah ke tiga dengan  warna putih.

b)     Sensus kedua pada umur 17 bulan (Ss2)
Pohon hasil Ss1 dilihat kembali, dan apabila jumlah bunga betina < 3, maka diberi tanda dot pada pelepah yang sama sehingga jumlah dotnya ada dua.
c)      Sensus ketiga umur 20 bulan (Ss3) :
Pohon hasil sensus Ss2 dilihat kembali, dan apabila jumlah bunga betina < 3, maka diberi tanda dot lagi, sehingga jumlah dot ada tiga.
d)     Sensus keempat pada umur 23 bulan (Ss4) :
Pohon hasil sensus Ss3 dilihat kembali, dan apabila jumlah bunga betina < 3, maka diberi tanda dengan dot lagi, sehingga jumlah dot ada empat.

Pohon-pohon hasil sensus keempat dengan tanda dot 4 dianggap tanaman tidak produktif dan harus dilakukan pembongkaran dan penyisipan pada 3 bulan berikutnya (pohon umur 26 bulan).




PENGUKURAN PERTUMBUHAN TANAMAN.

Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan dan performance tanaman, dengan cara memonitor panjang pelepah pada berbagai umur. Standard yang digunakan sebagai berikut :

Umur (bulan setelah tanam)
Pelepahyang diukur
Panjang pelepah bibit selain Dami (cm)
Panjang pelepah bibit dami (cm)
6
12
18
24
Pelepah ke 3
Pelepah 3 dan 9
Pelepah 3 dan 9
Pelepah 9 dan 17
130 – 140
160 – 180
220  -  240
270  -  290
150 – 160
180 – 220
240 – 270
290 - 320


PIRINGAN , JALAN RINTIS DAN GAWANGAN

Tujuan pembuatan  piringan dan jalan rintis serta perawatan  gawangan:
a)      Mengurangi kompetisi gulma terhadap tanaman dalam penyerapan hara, air dan sinar matahari.
b)     Mempermudah pekerja untuk melakukan pemupukan dan kontrol di lapangan.

Piringan dan Jalan Rintis

Standar pembuatan dan pemeliharaan piringan dan jalan rintis :
a)      Piringan bebas dari gulma sampai radius 30 cm di luar tajuk daun atau maksimal 180 cm dari pohon.
b)     Pembuatan jalan rintis dilakukan pada umur tanaman 1 – 12 bulan dengan ratio 1 : 8, dan waktu tanaman berumur > 12 bulan jalan rintis  dibuat dengan ratio 1 : 2  dengan lebar 1.2 m.
c)      Perawatan jalan rintis/tengah dilakukan bersamaan dengan rawat piringan.
d)     Perawatan piringan pada TBM 1 (umur < 12 bulan) sebaiknya manual, kecuali ada pertimbangan lain.
e)      Perawatan piringan khemis harus dilakukan hati-hati agar tidak mengenai pelepah.
f)       Penentuan jenis herbisida dan alat semprot harus disesuaikan dengan jenis gulma yang dominan.


g)     Rotasi per tahun sebagai berikut :

Umur Tanaman
TBM 1
TBM 2
TBM 3
Manual (rotasi/th)
Khemis (rotasi/th)
3
1
0
4
1
3

Gawangan
Gawangan harus bebas dari gulma kelas C atau anak kayu, sedangkan gulma yang berguna harus dikendalikan pertumbuhannya .

    

PERAWATAN PARIT JALAN DAN JEMBATAN DAPAT DILIHAT SECARA  RINCI PADA SESI PERAWATAN PARIT JALAN DAN JEMBATAN.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT DAPAT DILIHAT SECARA RINCI PADA SESI MANAGEMENT HAMA DAN PENYAKIT.

PEMUPUKAN DAPAT DILIHAT SECARA RINCI PADA SESI     PEMUPUKAN


No comments:

Post a Comment

Coinexchange.io

Terms & Conditions for www.coinexchange.io Introduction   Welcome to www.coinexchange.io. This website is owned and oper...