I. JUDUL : APLIKASI
HERBISIDA
II.TUJUAN : Untuk
mengetahui cara kalibrasi, penghitungan dosis sesuai anjuran dan
pengaplikasian.
III.BAHAN DAN ALAT : Bahan
-
Tanaman gulma babadotan
-
Herbisida rumpas
Alat
-
hansprayer
-
tali pelastik
-
saffel
-
meteran
IV. PROSEDUR KERJA :
Perlakuan yang diuji dalam
percobaan ini terdiri atas empat perlakuan herbisida ditambah dengan satu
kontrol (tanpa pengendalian) (Tabel 1). Percobaan disusun dalam suatu rancangan
acak kelompok (RAK) dengan 4 (empat) ulangan. Aplikasi herbisida dilakukan
terhadap gulma sasaran dengan kondisi penutupan telah mencapai sekitar 80%.
Setiap plot percobaan berukuran panjang 28 m dan lebar 2,4 m. Jarak antar plot
dibuat satu baris tanaman sehingga pengaruh drift antara perlakuan yang satu
dengan yang lain dapat dihindarkan tanaman yang diamati secara visual 2, 4, 8,
dan 12 MSA dengan skoring sebagai berikut:
ü 0
= Tidak ada keracunan, 0% -5% bentuk dan atau warna daun muda tidak normal.
ü 1
= Keracunan ringan, >5% -10% bentuk dan atau warna daun muda tidak normal.
ü 2
= Keracunan sedang, >10% -20% bentuk dan atau warna daun muda tidak normal.
ü 3
= Keracunan berat, >20 -50% bentuk dan atau warna daun muda tidak normal.
ü 4
= Keracunan sangat berat, >50% bentuk dan atau warna daun muda tidak normal.
V. TINJAUAN PUSTAKA
Herbisida
Herbisida
merupakan bagian dari Pestisida. Pestisida berasal dari bahasa latin pestis dan
caedo, diterjemahkan sebagai racun untuk mengendalikan jasad pengganggu. Jasad
pengganggu pada tanaman disebut Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).
Jenis-jenis pestisida
1. Insektisida
2. Fungisida
3. Bakterisida
4. Nematisida
5. Akarisida atau Mitisida
6. Rodentisida
7. Moluskisida
8. Herbisida
9. Pestisida lain : Pisisida, Algasida, Avisida, Larvisida, Pedukulisida, Silvisida, Ovisida, Piscisida, Termisida.
Jenis-jenis pestisida
1. Insektisida
2. Fungisida
3. Bakterisida
4. Nematisida
5. Akarisida atau Mitisida
6. Rodentisida
7. Moluskisida
8. Herbisida
9. Pestisida lain : Pisisida, Algasida, Avisida, Larvisida, Pedukulisida, Silvisida, Ovisida, Piscisida, Termisida.
Herbisida adalah
bahan secawa kimia beracun yang dapat dimanfaatkan untuk mengendaliakan tumbuhan
pengganggu atau gulma.
Aplikasi
herbisida biasanya ditentukan oleh stadia pertumbuhan tanaman utama dan gulma. Ada beberapa macam
herbisida bila dilihat dari waktu aplikasinya.
1. Herbisida pra tanam (pre plant), diaplikasikan pada saat tanaman belum ditanam tetapi tanah sudah diolah
2. Herbisida pra pengolahan tanah diaplikasikan pada vegetasi secara total agar mudah dalam pembersihan lahan
3. Herbisida pra tumbuh (pre emergence) diaplikasikan setelah benih tanaman ditanam tetapi belum berkecambah dan gulmapun belum tumbuh
4. Herbisida pasca tumbuh (post emergence) diaplikasikan pada saat gulma dan tanaman sudah lewat stadia perkecambahan. Jadi dapat diaplikasikan saat tanaman masih muda atau sudah tua.
Ditinjau dari cara kerjanya, herbisida dibedakan atas herbisida kontak dan herbisida sistemik.
1. Herbisida kontak, mematikan jaringan gulma yang terkena. Herbisida, diaplikasikan dengan penyemprotan dan sangat sesuai untuk mengendalikan gulma setahun atau semusim, misalnya ceplukan (Physalis angulata), babadotan (Ageratum conyzoides) dan bayam duri (Amaranthus spinosa).
2. Herbisida sistemik, diabsorbsi oleh akar atau daun masuk ke dalam jaringan pembuluh kemudian ditranslokasikan ke bagian lain, sehingga gulma mengalami kematian total. Cara aplikasi herbisida dengan penyemprotan melalui daun atau penyiraman ke akar tanaman. Efektif untuk gulma tahunan (perennial weed), misal alang-alang, teki dan sembung darat.
1. Herbisida pra tanam (pre plant), diaplikasikan pada saat tanaman belum ditanam tetapi tanah sudah diolah
2. Herbisida pra pengolahan tanah diaplikasikan pada vegetasi secara total agar mudah dalam pembersihan lahan
3. Herbisida pra tumbuh (pre emergence) diaplikasikan setelah benih tanaman ditanam tetapi belum berkecambah dan gulmapun belum tumbuh
4. Herbisida pasca tumbuh (post emergence) diaplikasikan pada saat gulma dan tanaman sudah lewat stadia perkecambahan. Jadi dapat diaplikasikan saat tanaman masih muda atau sudah tua.
Ditinjau dari cara kerjanya, herbisida dibedakan atas herbisida kontak dan herbisida sistemik.
1. Herbisida kontak, mematikan jaringan gulma yang terkena. Herbisida, diaplikasikan dengan penyemprotan dan sangat sesuai untuk mengendalikan gulma setahun atau semusim, misalnya ceplukan (Physalis angulata), babadotan (Ageratum conyzoides) dan bayam duri (Amaranthus spinosa).
2. Herbisida sistemik, diabsorbsi oleh akar atau daun masuk ke dalam jaringan pembuluh kemudian ditranslokasikan ke bagian lain, sehingga gulma mengalami kematian total. Cara aplikasi herbisida dengan penyemprotan melalui daun atau penyiraman ke akar tanaman. Efektif untuk gulma tahunan (perennial weed), misal alang-alang, teki dan sembung darat.
Pergerakan
herbisida masuk ke dalam tubuh tanaman dengan duan cara kerja, yaitu selektif
dan non selektif.
1. Herbisida selektif, diaplikasikan pada berbagai tumbuhan tetapi hanya akan mematikan gulma dan relatif tidak mengganggu tanaman yang dibudidayakan.
2. Herbisida non selektif, adalah herbisida yang diaplikasikan lewat tanah atau daun yang dapat mematikan hampir semua jenis tumbuhan.
Formulasi Pestisida
1. Herbisida selektif, diaplikasikan pada berbagai tumbuhan tetapi hanya akan mematikan gulma dan relatif tidak mengganggu tanaman yang dibudidayakan.
2. Herbisida non selektif, adalah herbisida yang diaplikasikan lewat tanah atau daun yang dapat mematikan hampir semua jenis tumbuhan.
Formulasi Pestisida
Formulasi
pestisida yang dipasarkan terdiri atas bahan aktif (active ingredient) yang
merupakan bahan utama pembunuh OPT dan bahan ramuan (inert ingredient).
Bahan aktif digolongkan dalam kelompok organik sintetik, organik alamiah dan inorganik. Bahan ramuan dapat berupa bahan pembawa, pewarna, perekat, dan oroma,
Beberapa formulasi atau bentuk pestisida yang beredar di Indonesia :
1. Tepung hembus atau debu (dust = D)
2. Butiran (granule = G)
3. Tepung yang dapat disuspensikan dalam air (wettable powder = WP)
4. Tepung yang larut dalam air (water soluble powder = SP)
5. Cairan (emulsifiable concentrate = EC)
6. Ultra Low Volume (ULV)
7. Solution (S)
8. Aerosol (A)
9. Umpan beracun (poisonous bait = B)
10. Powder concentrate (PC)
11. Ready Mix Bait (RDM)
12. Pekatan yang dapat larut dalam air (water soluble concentrate = WSC)
13. Seed Treatment (ST)
14. Larutan dalam air (aqueous solution = AS)
Istilah dalam aplkasi pestisida
1. Cairan semprot, adalah bentuk pestisida yang telah diencerkan atau dilarutkan di dalam air sesuai dengan kepekatan yang dikehendaki.
2. Konsentrasi, tingkat kepekatan cairan semprot dan satuan yang digunakan adalah cc/lt atau gr/lt, misal 2cc/lt air atau 3gr/lt air
3. Dosis, banyaknya pestisida yang digunakan dalam per luasan areal, misal : gr/ m2, kg/ha, lt/ha.
4. Volume semprot adalah cairan semprot yang digunakan per satuan luas areal, misal pestisida X menggunakan dosis 0,5 lt/ha dengan volume semprot 400 lt air/ha, maka konsentrasi formulasi 500/400 = 1,25 cc/lt atau setara dengan 0,125%
Bahan aktif digolongkan dalam kelompok organik sintetik, organik alamiah dan inorganik. Bahan ramuan dapat berupa bahan pembawa, pewarna, perekat, dan oroma,
Beberapa formulasi atau bentuk pestisida yang beredar di Indonesia :
1. Tepung hembus atau debu (dust = D)
2. Butiran (granule = G)
3. Tepung yang dapat disuspensikan dalam air (wettable powder = WP)
4. Tepung yang larut dalam air (water soluble powder = SP)
5. Cairan (emulsifiable concentrate = EC)
6. Ultra Low Volume (ULV)
7. Solution (S)
8. Aerosol (A)
9. Umpan beracun (poisonous bait = B)
10. Powder concentrate (PC)
11. Ready Mix Bait (RDM)
12. Pekatan yang dapat larut dalam air (water soluble concentrate = WSC)
13. Seed Treatment (ST)
14. Larutan dalam air (aqueous solution = AS)
Istilah dalam aplkasi pestisida
1. Cairan semprot, adalah bentuk pestisida yang telah diencerkan atau dilarutkan di dalam air sesuai dengan kepekatan yang dikehendaki.
2. Konsentrasi, tingkat kepekatan cairan semprot dan satuan yang digunakan adalah cc/lt atau gr/lt, misal 2cc/lt air atau 3gr/lt air
3. Dosis, banyaknya pestisida yang digunakan dalam per luasan areal, misal : gr/ m2, kg/ha, lt/ha.
4. Volume semprot adalah cairan semprot yang digunakan per satuan luas areal, misal pestisida X menggunakan dosis 0,5 lt/ha dengan volume semprot 400 lt air/ha, maka konsentrasi formulasi 500/400 = 1,25 cc/lt atau setara dengan 0,125%
VI. HASIL
DAN PEMBAHASAN
Gulma mati pada umur 1-2 minggu
setelah aplikasi herbisida.
Adapun perhitungan
dosis herbisida saat melakukan penyemprotan pada lahan yang sudah ditentukan,
adalah:
1. Kalibrasi (dalam hektar)
V = 10.000 x F
W x S
Dimana:
V = volume pelarut / air
F = debit pelarut /
output (liter/menit)
W = kecepatan penyemprotan (m/menit)
S = lebar penyemprotan (m)
Tujuan Kalibrasi yaitu untuk mengetahui jumlah larutan yang
dibutuhkan.
2. Perhitungan Dosis Herbisida (D)
D = Dosis anjuran produk / Volume pelarut / air (V)
·
Kecepatan penyemprotan (W)
Ulangan I
: 10,9 m
30 dtk
Ulangan II : 11,4 m
30 dtk
Ulangan III : 12,40 m
30 dtk
Penyelesaian:
Kecepatan
penyemprotan (m/menit) :
o
(10,9
m / 30 dtk) x 2 = 21,8 m/menit
o
(11,4
m / 30 dtk) x 2 = 22,8 m/menit
o
(12,4
m / 30 dtk) x 2 = 24,8 m/menit
Rata-rata=
69,4/3 = 23,13 m/menit
·
Debit
pelarut / output (F)
Ulangan I : 1,4 liter/menit
Ulangan II : 1,5 liter/menit
Ulangan III : 1,5 liter/menit
Penyelesaian
:
Rata-rata
= 4,4/3= 1,46 liter / menit
·
Lebar
penyemprotan (S)
Ulangan I : 2,9 m
Ulangan II : 3,40 m
Ulangan III : 3,3 m
Penyelesaian:
Rata-rata = 9,6/3= 3,2 meter
Maka,
Volume pelarut / air (V) = 

= 

=
197,25 l/ha
Dosis herbisida
(D) = 0,75/197,25
= 0,0038 ml/l
= 3,8 ml/l air
IIV. KESIMPULAN DAN SARAN
Ø Kesimpulan
Rumpas menawarkan solusi
terbaik sebagai perawatan sekali jalan untuk rumput liar. Rumpas sangat
spesifik untuk rumput dan alat inovatif untuk mid-late selain itu spektrumnya
lebih luas dari herbisida lain.
Ø Saran
Pemakaian herbisida
menuai kritik karena menyebarkan bahan kimia yang berbahaya bagi tumbuhan bukan
sasaran. Meskipun sebagian besar herbisida masa kini tidak berbahaya bagi
manusia dan hewan, herbisida yang tersebar (karena terbawa angin atau terhanyut
air) berpotensi mengganggu pertumbuhan tumbuhan lainnya. Karena itu, herbisida
masa kini dibuat supaya mudah terurai oleh mikroorganisme di tanah atau air.
Kiranya
untuk praktikum kedepan terjalin kerjasama yang baik antara asisten dan
praktika dan begitu juga antar praktikan.
No comments:
Post a Comment