LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DI
PTP.NUSANTARA III KEBUN GUNUNG PAMELA
September
2011 s/d Oktober 2011
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
MEDAN
2011
LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DI
PTP.NUSANTARA III KEBUN GUNUNG PAMELA
September
2011 s/d Oktober 2011
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang PKL
Universitas
Methodist Indonesia (UMI) merupakan suatu lembaga pendidikan perguruan tinggi
yang melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) terhadap mahasiswa yang sudah
menjalani perkuliahan selama 7 (tujuh) semester dan telah menyelesaikan minimal
110 SKS mata kuliah di jurusan masing-masing, yaitu Agribisnis dan Agronomi.
Selama
perkuliahan berlangsung mahasiswa hanya menerima materi perkuliahan berupa
materi perkuliahan yang bersifat teoritis dan pengetahuan akan praktek
dilapangan secara langsung masih sangat terbatas.Untuk menambah pengetahuan
mahasiswa tentang dunia lapangan pertanian dan praktek yang sesungguhnya,maka
dilakukanlah Prakter Kerja Lapangan (PKL).
Dalam
pelaksanaan PKL, para mahasiswa dibimbing oleh dosen pembimbing dan pembimbing
lapangan dalam menganalisis masalah serta mencari alternatif pemecahan masalah
yang dihadapi. Pemecahan masalah yang dilakukan tentu lebih akurat karena
langsung dilakukan dan diselesaikan di lapangan.
1.2 Tujuan dan Manfaat PKL
a. Tujuan
PKL
1.
Melatih Mahasiswa untuk memproleh
keterampilan dan pengalaman tentang cara melakukan pekerjaan yang berkaitan
langsung dengan perkebunan.
2.
Melibatkan mahasiswa secara langsung
dalam kegiatan perilaku sehari-hari untuk mengembangkan kepekaan yang bermakna
terhadap berbagai persoalan yang timbul dalam praktek.
3.
Memberikan gambaran kepada mahasiswa
tentang hubungan teori dan penerapannya serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
b. Manfaat
PKL
1.
Merupakan salah satu ketentuan yang
sudah ditetapkan oleh Fakultas Pertanian Universitas Methodis Indonesia sebagai
salah satu syarat untuk menjadi sarjana pertanian.
2.
Sebagai bahan informasi dan bahan
pedoman kepada pihak-pihak yang membutuhkan informasi tentang tanaman Karet.
BAB
II
DESKRIPSI
TENTANG PERUSAHAAN
2.1 Keadaan Umum Kebun
Gunung Pamela
PTPN III merupakan
salah satu perusahaan perkebunan yang bergerak di bidang komoditi Kelapa Sawit
dan Karet. Sebagai perusahaan yang sudah dikenal secara nasional maupun
internasional, PTPN III terus berupaya meningkatkan hasil produksi Kelapa Sawit
dan produksi Karet baik produk mentah maupun dalam bentuk barang jadi. Hasil
produksi tersebut akan memenuhi pasar dalam negeri maupun pasar Internasional.
Hal tersebut terbukti dengan terus ditingkatkannya jumlah areal perkebunan
Kelapa Sawit dan Karet.
Ø Letak Geografis Kebun Gunung Pamela
dan Luas HGU
Kebun
Gunung Pamela terletak di kabupaten Serdang Bedagai, kecamatan Tebing Tinggi.
Jarak kebun Gunung Pamela dari kota Tebing Tinggi adalah sekitar 25 KM dan
sekitar 100 KM dari kota Medan. Ketingggian tempat kebun Gunung Pamela adalah
75 m diatas permukaan laut dan memiliki topografi mulai dari rata sampai
bergelombang serta memiliki jenis tanah Typic Hapludult (Podsolik coklat
kekuningan) dengan PH 4-5. Kebun Gunung Pamela memiliki curah hujan berkisar
95-184 hari/tahun.
Ø Batas-Batas Wilayah
Timur berbatasan dengan : Kebun Gunung Para
Barat berbatasan dengan : Kebun Gunnung Monako
Utara berbatasan dengan : Kota Tebing Tinggi
Selatan berbatasan
dengan : Kecamatan Sipispis
Lokasi Afdeling di
kebun Gunung Pamela:
v Afdeling
I : Berada di desa Buluh Duri,
Kec.Sipispis
v Afdeling
II : Berada di desa Buluh Duri,
Kec.Sipispis
v Afdeling
III : Berada di desa Buluh Duri,
Kec.Sipispis
v Afdeling
IV : Berada di desa Buluh Duri,
Kec.Sipispis
v Afdeling
V : Berada di desa Jambu, kec.Tebing
Tinggi
v Afdeling
VI : Berada di desa Jambu, kec.Tebing
Tinggi
v Afdeling
VII : Berada di desa Jambu, kec.Tebing
Tinggi
BAB III
PELAKSANAAN PKL
3.1. Morfologi dan
Syarat Tumbuh Tanaman Karet
3.1.1.Morfologi Tanaman Karet
Tanaman
karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi berbatang cukup besar. Tinggi pohon
dewasa mencapai 15 – 25 M. Batang tanaman biasanya tumbuh tumbuh lurus dan
memiliki percabangan yang tinggi diatas. Di beberapa kebun karet ada
kecondongan arah tumbuh tanamannya agak miring ke arah utara. Batang
tanaman ini mengandung getah yang dikenal dengan nama lateks.
Daun
karet berwarna hijau. Apabila akan rontok berubah warna menjadi kuning atau
merah. Biasanya tanaman karet mempunyai “jadwal” kerontokan daun pada setiap
musim kemarau. Di musim rontok ini kebun karet menjadi indah karena daun-daun
karet berubah warna dan jatuh berguguran.
Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai
anak daun. Panjang tangkai daun utama 3 – 20 CM. panjang tangkai anak daun
antara 3 – 10 cm dan pada ujungnya terdapat kelenjar. Biasanya tiga anak daun
yang terdapat pada sehelai daun karet. Anak daun eliptis,
memanjang dengan ujung meruncing. Tepinya rata dan gundul, tidak tajam.
Bunga
karet terdiri dari bunga jantan dan betina yang terdapat dalam malai paying
tambahan yang jarang. Pangkal tenda bunga berbentuk lonceng. Panjang ujungnya
terdapat lima tajuk yang sempit. Panjang tenda bunga 4 – 8 MM. bunga rambut
villt. Ukurannya lebih besar sedikit dari yang jantan dan mengandung bakal buah
yang beruang tiga. Kepala putik yang akan dibuahi dalam posisi duduk juga
berjumlah buah. Bunga jantan
mempunyai sepuluh benang sari yang tersusun menjadi suatu tiang. Kepala sari
terbagi dalam 2 karangan, tersusun satu lebih tinggi dari yang lain. Paling
ujung adalah suatu bakal buah yang tidak tumbuh sempurna.
Buah karet memiliki
pembagian ruang yang jelas. Masing- masing ruang berbentuk setengah bola.
Jumlah ruang biasanya tiga, kadang – kadang sampai enam ruang. Garis tengah
buah 3-5 cm, bila buah sudah masak, maka akan pecah dengan sendirinya.
Pemecahan terjadi dengan kuat menurut ruang-ruangnya. Pemecahan biji ini
berhubungan dengan pengembang biakan tanaman karet secara alami. Biji-biji yang
terlontar, kadang-kadang sampai jauh, akan tumbuh dalam lingkungan yang
mendukung, biji karet terdapat dalam setiap ruang buah. Jadi, jumlah biji
biasanya tiga, kadang enam, sesuai dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar
dengan kulit keras.
BAB
IV
PEMBAHASAN
Selama kegiatan PKL
berlangsung di kebun Gunung Pamela banyak pengalaman yang diperoleh oleh
peserta PKL yang tidak diperoleh dari kegiatan perkuliahan. Secara praktek para
karyawan di kebun Gunung Pamela lebih unggul pengetahuannya dibandingkan para
mahasiswa yang sedang PKL. Selama kegiatan PKL berlangsung para karyawan yang
bekerja di lapangan baik di kebun Kelapa
Sawit maupun Karet sangat membantu dalam memberikan informasi tentang kedua
komoditi tersebut. Di samping para karyawan tersebut para mandor juga adalah
narasumber yang sangat berperan di dalam memberikan informasi mengenai kedua
komoditi tersebut.
Dari kegiatan PKL yang
dilakukan selama sebulan memberikan banyak pengetahuan mengenai dunia
perkebunan terhadap para peserta PKL. Pengetahuan tersebut misalnya cara
memanen Kelapa Sawit dan Karet yang baik, cara memelihara komoditi Kelapa Sawit
dan Karet yang memenuhi kriteria yang baik, alat-alat yang digunakan di
perkebunan dan sebagainya. Selain itu dari segi sosial, peserta PKL juga
memperoleh pengetahuan tentang masyarakat di sekitar perkebunan. Misalnya mitos
yang berkembang di masyarakat, cara menghadapi karyawan sesuai sukunya dan
sebagainya.
Kegiatan yang dilakukan
selama PKL di perkebunan Gunung Pamela banyak yang mendukung teori yang
diterima oleh peserta PKL dari perkuliahan. Kegiatan-kegiatan tersebut tentu
bersifat relevan dengan teori-teori yang diterima dari kampus yang sifatnya
hanya teoritis.
Kegiatan yang dilakukan
selama PKL di perkebunan Gunung Pamela banyak yang mendukung teori yang
diterima oleh peserta PKL dari perkuliahan. Kegiatan-kegiatan tersebut tentu
bersifat relevan dengan teori-teori yang diterima dari kampus yang sifatnya
hanya teoritis.
Selama kegiatn PKL berlangsung ada beberapa hal yang
menjadi penghambat pelaksanaan PKL,yaitu:
1. Kondisi
iklim yang tidak mendukung seperti turunnya hujan sehingga menghambat
berlangsungnya kegiatan dalam perkebunan.
2. Kondisi
jalan menuju ke perkebunan yang kurang baik sehingga menyebabkan para peserta
PKL sampai tidak tepat waktu pada lokasi PKL.
3. Jarak
antara afdeling dan tempat tinggal
peserta PKL yang jauh.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
PTPN
III Kebun Gunung Pamela merupakan perkebunan Negara yang memiliki 2 komoditi
tanaman yaitu tanaman karet dan tanaman kelapa sawit. Karet yang diolah ada 2
macam yaitu karet cair (lateks) dan compo. Karet cair (lateks) diambil dari
pohon lebih kurang 4 jam setelah disadap. Karet compo berasal dari tetesan
lateks yang sudah bermalam yang dikutip pada pagi hari.
Kebun
Gunung Pamela memiliki 7 Afdeling. Afdeling I dengan luas 1.027.96 Ha ,
Afdeling II dengan luas 878.15 Ha, Afdeling III dengan luas 887.15 Ha, Afdeling
IV dengan luas 662.45 Ha, Afdeling V dengan luas 725.02 Ha, afdeing VI dengan
luas 743.25 Ha dan Afdeling VII dengan luas 664.41 Ha. Manajemen team kebun
gunung Pamela terdiri dari 13 KarPim dan 812 KarPel.
5.2
Saran
Untuk memperoleh
hasil produksi lateks yang lebih banyak dengan kualitas yang lebih baik, maka
perkebunan gunung Pamela harus memperhatikan berbagai faktor yang terdapat
diperkebunan.
Faktor-faktor tersebut diantaranya:
Ø bibit
yang digunakan harus sesuai dengan kondisi iklim kebun Gunung Pamela
Ø Kualitas
bibit harus diperhatikan dengan baik sehingga dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik pula setelah ditanam.
Ø Melakukan
pengolahan lahan dan teknik budidaya karet sesuai dengan kriteria yang
diinginkan tanaman karet.
Ø Pemeliharaan
tanaman harus diperhatikan dengan baik.
Ø Pencegahan
dan pemberantasan hama dan penyakit tanaman karet harus dilakukan secara
teratur.
Ø Kelengkapan
peralatan harus tetap diperhatikan.
Ø Melatih
keterampilan penderes agar dapat melakukan penyadapan lateks dengan baik.
Ø Pengamanan
lateks selama perjalanan menuju k eke pabrik pengolahan Karet.
No comments:
Post a Comment